Sabtu, 11 Desember 2010

Wanda : Jangan Biarkan Kekerasan Terjadi Di Papua

JUBI --- Masih terjadinya  kekerasan di tanah Papua, membuat rasa kepedulian dari Ketua Yayasan Persekutuan Pelayanan Masirey (YPPM) Papua, Pdt. Ester Wanda, STh, dengan mengajak berbagai masyarakat Papua untuk menghentikan kekerasan dan saling menghargai terhadap sesama.
"Kekerasan perlu di hapuskan, jangan biarkan hal tersebut terjadi, sebab itu melanggar hak seseorang untuk hidup secara baik," ujar Ketua YPPM Papua, Ester Wanda, kepada JUBI di Jayapura, Sabtu (10/12), Dia menjelaskan, pihaknya juga mengajak lewat pembagian 300 bunga pada hari HAM Jumat (10/12), juga menindaklanjuti keberpihakan kepada anak asli Papua, dimana pemerintah tidak lagi mengabaikan hak-hak dasar orang Papua.

Kegiatan pembagian bunga di lakukan sepanjang Abepura - Kotaraja, Kota Jayapura, Papua, sekaligus bersamaan dengan acara puncak pembakararan 1000 lilin secara simbolis di halaman kantor Majelis Rakyat Papua (MRP) oleh masyarakat dan anggota MRP yang hadir.

Pantaun JUBI, terlihat setangkai bunga yang dibagi bagikan bunga mawar dua warna, putih dan merah, dan diselipkan kertas bertuliskan "Human Right DAY" 10 December 2010. "STOP SUDAH" Kekerasan dan pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) di Tanah Papua. "Bunga yang dibagi sebanyak 300 tangkai, guna memperingati hari HAM sedunia serta menjadi motivasi untuk mengurangi kekerasan di tanah Papua," tandasnya.

YPPM adalah salah satu organisasi swadaya masyarakat yang konsen dan peduli dengan masalah HIV/AIDS di tanah Papua, disisilain hingga kini telah melayani sekitar 30 orang ibu rumah tangga yang terinfeksi HIV/AIDS (Odha). "Pelanggaran HAM berupa kekerasan juga berdampak pada terjangkitnya penyakit HIV, sehingga perlu di lawan," akuinya.

Jadi, bukan hanya hutan dan kekayaan alam saja, kata dia, yang menjadi konsen pelanggaran HAM, tetapi kekerasan dalam rumah tangga juga menjadi bagian dari pelangaran HAM. "Perlu ada tindak lanjut dan perhatian dari pemerintah, sebab dengan melihat estimasi total angka HIV/AIDS sebanyak 6000 kasus saat ini di Papua, sudah saatnya direhabilitasi dan diasramakan mereka yang perlu ditolong," harapnya. (Eveerth Joumilena)