Jumat, 10 Desember 2010

Pangdam Akui Pelaku Pembakaran Bukan Matias Wenda Cs


JUBI --- Peristiwa kebakaran salah satu rumah anggota TNI di Jayapura, diakui Panglima Kodam XVII/Cenderawasih Brigjen TNI Erfi Triassunu, bahwa hal tersebut bukan dilakukan oleh kelompok separatis yang dipimpin oleh Matias Wenda.

"Ada dokumen yang ditinggalkan oleh pelaku pembakaran dengan mengatasnamakan Matias Wenda. namun setelah dikonfirmasi, tokoh OPM itu membantah dengan tegas, bukan kelompoknya yang melakukan pembakaran itu," kata Pangdam Cenderawasih Erfi Triassunu, di Jayapura, Jumat. (9/12).

Hal ini disampaikan menyikapi peristiwa naas yang menimpa rumah milik Mayor CAJ JB. Jatmiko anggota Ajendam XVII/Cenderawasih pada Selasa (7/12) dinihari lalu dibakar oleh orang tidak dikenal. Dirinya menduga aksi pembakaran rumah anggota TNI yang dilakukan oleh orang tidak dikenal itu ada kaitannya dengan aksi penembakan yang terjadi di Kampung Nafri beberapa waktu lalu.

"Kemungkinan itu ada kaitannya, ini yang masih terus diselidiki. Sedangkan mengenai dokumen yang ditemukan, saya menilai perbuatan itu dilakukan oleh orang yang memahami betul teknologi karena itu hanya rekayasa dari orang yang tidak menginginkan Papua damai," nilainya.

Ditambahkan, tidak ada penambahan pasukan dalam menjaga keamanan disana, yang dilakukan adalah hanya menambah jumlah personil pada saat jaga, dimana mungkin sebelumnya hanya satu anggota yang berjaga di pos kini ditambah menjadi dua orang atau lebih," tuturnya.

Informasi yang diterima JUBI, kebakaran ini diduga akibat bom molotov karena setelah dilakukan olah TKP yang dilakukan oleh aparat Polresta Jayapura bersama Pomdam XVII/Cenderawasih ada ditemukan serpihan botol. Kebakaran tersebut mengakibatkan rumah rusak dibagian atap hingga plafon, namun tidak ada korban jiwa karena rumah tersebut sedang kosong. "Meski ditemukan serpihan botol, belum ada kepastian dari hasil penyidikan menyebutkan kebakaran karena bom molotov. Saat ini indikasinya murni dibakar orang tak dikenal," kata Pangdam.

Ketika disinggung mengenai isi dokumen, ujar Pangdam, saat ini dokumen tersebut ada di tangan Polri. Sementara mengenai dokumen tersebut berisikan pesan yang menyatakan akan menyerang pos-pos TNI yang ada di Kabupaten Keerom, Papua. "Dalam hal ini, telah diperintahkan kepada anggota TNI yang bertugas di wilayah Kabupaten Keerom untuk meningkatkan pengawasan di setiap pos-pos," tandasnya. (Eveerth Joumilena)