Sabtu, 04 Desember 2010

DAP Pertanyakan Penyisiran Di Abepura

JUBI --- Dewan Adat Papua (DAP) menilai penyisiran yang dilakukan aparat kemanan disekitar kawasan  Tanah Hitam, Abepura, Papua, sejak  Kamis (2/12) dan Jumat (3/12) kemarin, sangat tidak beralasan. “Penyisiran itu dalam rangka apa? Apakah mereka terlibat dalam kasus Nafri?," ujar Ketua DAP, Forkorus Yaboisembut, kepada JUBI, Sabtu, (4/12).

Menurut Forkorus, semestinya pihak aparat harus menyelidiki sebelum melakukan operasi dan tidak mudah main tembak begitu saja. “Apakah tenembak itu sebuah langkah  terakhir atau apakah itu sesuai prosedur ?," tanyanya.
Sebelumnya pada Jumat (3/12) dini hari, aparat keamanan TNI dari Komando Resor Militer 172/Praja Wirayakhti di Bawah Kendali Operasional (BKO) Kepolisian Resor Kota Jayapura melakukan penyergapan di salah seorang rumah warga berinisial DK selain berhasil menahan delapan orang, juga ditemukan puluhan amunisi yang diduga milik kelompok bersenjata.
Adapun nama-nama delapan orang  yang diamankan adalah Nius Kogoya, (23 tahun), Ito Tabuni (23), Elimin Jikwa (27), Lani Boma (24),Maluk Tabuni (21), Lambertus Siep (21), Nalius Jikwa (26), dan seorang dicurigai sebagai pendeta.

Kapolresta Jayapura,  Imam Setiawan mengatakan, penyisiran dilakukan terkait kasus penembakan yang terjadi di Nafri Minggu (28/11) lalu. Penembakan itu menewaskan seorang warga dan 4 luka. Riswandi Yunus (35) tewa di tempat mengenai leher kiri. Sementara Fernal Nongka (10), tertembak di dada kiri dan kanan, Alex Nongka (40) di lengan kanan bagian atas, dan Baharudin (49) serta Dian Novita di tangan kanan. (Timo Marten)