JUBI --- Direktur aliansi demokrasi untuk Papua (ALDP), Anum Siregar
menilai, hingga kini masalah Papua masih diselesaikan dengan cara
kekerasan. Pemerintah dan pihak berwajib tak pernah menyelesaikannya
secara damai dan bermartabat.
“Negara dan pemerintah daerah
tidak pernah ajak kelompok-kelompok masyarakat, NGO dan agama untuk
duduk membicarakan masalah secara baik,” ujar Siregar kepada JUBI,
Jumat (10/12).
Anum menyebutkan, buktinya sejumlah kasus yang
telah terjadi pekan ini seperti kasus penggrebekan di rumah milik warga
di lokasi Workwana di Arso, Kabupaten Keerom Kota Jayapura, oleh TNI
yang diduga kuat sebagai tempat persembunyian Lambert Pekikir, ketua
OPM diwilayah itu,
Penembakan Nafri dan terakhir penembakan terhadap seorang
narapidana, Miron Wetipo yang berbuntut kericuhan di LP Abepura dan
berujung pada pemindahan lima orang narapidana dan tahanan termasuk
didalamnya Filep Karma dan Buchtar Tabuni dari LP ke Polda Papua.
Lanjut Anum, sejumlah kasus itu tidak diselesaikan secara baik.
Pengambil kebijakan di pemerintahan juga nyaris diam. “Sejumlah kasus
ini terus terjadi melanda Papua tapi tidak ada upaya penyelesaian yang
baik.”
Bagi dia, seharusnya ada kejelasan yang baik kepada pablik dengan
melibatkan semua pihak. Warga berhak mendapat kejelasan dan memperoleh
solusi dari kasus kekerasan yang terjadi tersebut.
Akses hukum,
kata dia, untuk memprosesnya juga kandas. Seolah-olah semua kasus itu
dibalas dengan kejahatan. Tidak ada proses hukum yang ditegakan.
Padahal Negara ini merupakan Negara yang kental dengan penegakan hukum.
“Hukum tidak pernah diberlakukan dan ditegakan dinegara ini.”
Dia
menambahkan, jika akses hukum dan diskusi diprioritaskan maka sudah
pasti persoalan Papua bisa terselesaikan. Selain itu, klarifikasi dan
keterbukaann juga perlu diperhatikan bersama dalam menyelesaikan
masalah Papua.
Kasus lain yang hingga kini terabaikan yakni
kasus pengibar bintang kejora di demta 10 November 2010, Penembakan
warga di Puncak Jaya, kasus Abepura berdarah, 7 Desember 2000 dan kasus
penembakan penembakan di Kampung Nafri, Distrik Abepura, Kota Jayapura,
pada 28 November pekan lalu. “Semua kasus ini tidak pernah ada upaya
penyelesaian,” tandasnya. (Musa Abubar)