Senin, 02 Juli 2012

Pekikir Tepis Tudingan Militer Indonesia

Pemimpin rakyat Papua Merdeka, Lambert Pekikir. (Ist).
Terkait pemberitaan media (Indonesia) dan laporan kronologis  TNI tentang penembakan terhadap Jhon (sebelumnya Yohanes) Yanifrom, Kepala Kampung di Jayapura,  ditolak dengan tegas oleh Lambert via telepon, Senin (2/7) kemarin. 
"Jhon itu anggota resmi TPN-OPM. Dia juga kepala desa Sawyatami. Saat ini markas besar OPM berduka,” tegas Lambertus. Ia mengatakan, dirinya terakhir bertemu dengan Jhon dua hari sebelum peringatan hari jadi Papua Barat. “Kami akan mancari tahu dengan cara kami atas kematian Jhon,” lanjutnya.Lambert selaku penanggung jawab perayaan HUT Proklamasi Kemerdekaan Papua Barat, mengatakan, dirinya bersama seluruh pasukan menghargai hari Proklamasi Kemerdekaan Republik Papua Barat, sejak kemarin lalu (30 Juni – 1 Juli 2012). "Kami berada di titik perayaan HUT dan melakukan upacara pengibaran bendera. Tidak benar kalau pasukannya melakukan penembakan terhadap warga Papua di pinggir jalan," tegasnya.
Perayaan Kemerdekaan Papua telah dirakayakan secara terhormat, meski di tengah hutan belantara. Serta tanpa melakukan tindakan tembak menembak. "Apalagi kepada warga sipil yang tidak berdosa.  TNI jangan menuduh dan mengkambinghitamkab OPM sebagai pelaku penembakan terhadap Yohanes Yanafrom," ujarnya. Sebab tidak mungkin  OPM membunuh rakyatnya, apalagi korban (Kepala kampung) itu berstatus dalam keluarganya sebagai pangkat keponakan, ujarnya bersedih. 
Selain itu, Lambert membenarkan pengibaran bendera bintang fajar di tiga tempat, namun ketiganya dilakukan dalam rangka memperingati HUT Proklamasih kemerdekaan Republik Papua Barat. Ia juga menyayangkan aksi penembakan yangdilakukan oleh TNI. Sesuai pantauannya di lapangan, hari itu, Pekikir melaporkan sekitar 8 truk Dalmas dari Brmob dan TNI melakukan penyisiran dan pengejaran terhadap warga Papua. "Tidak hanya ditembak, tapi dari pada warga dikejar dan ditembak, makanya sebagian   besar warga di wilayah Kerom telah mengungsi ke hutan," jelasnya. (Sumber: Suara Baptis Papua)