Minggu, 24 Juni 2012

Indonesia Bikin Panas Situasi Papua

Penangkapan terhadap warga sipil Papua oleh Militer Indonesia, menjadi sumber kekerasan dan pelanggaran hak manusia di Papua.

Penambahan pasukan dan tindakan kekerasan bersenjata aparat militer Indonesia di Papua dinilai menyebabkan situasi Papua tidak aman, tidak nyaman bahkan mengorbankana rakyat selama ini.
Demikian disampaikan warga di sela-sela pemakaman Aktivis Papua, Mako Tabani, beberapa hari lalu. “Polisi dan tentara (Indonesia-red) tembak kami seperti binatang. Itu yang bikin situasi ini semakin panas,” ungkap Dolly, penjual sayur di Sentani Jayapura Papua, Senin (18/06/2012). Bersama rakyat Papua lainnya, ia berpendapat penambahan pasukan militer Indonesia dan latar belakang perbedaan antara orang Papua dan orang Indonesia, tidak pernah menyelesaikan konflik di negeri kawasan pasifik itu. “Lihat saja, dari dulu sampai sekarang (ke depan juga-red), kami akan dibunuh secara terang-terangan dan tersembunyi,” kesannya.
Terkait dengan situasi Papua Juni 2012, Ketua Badan Nasional Penanggulangan Teror (BNPT) Irjen Pol Tito Karnavian mengatakan, sejumlah elit Politik dan Militer Indonesia seharusnya didrop ke Papua. Entah untuk apa? Yang jelas, kata Polisi Tito, pengiriman Densus 88 dari Jakarta ke Papua, akan mengintensifkan keamanan di Papua. Sementara itu, elit Papua dan aktivis Papua menilai, kehadiran militer Indonesia tersebut, semakin meningkatkan kekerasan terhadap rakyat sipil orang Papua dan non Papua di Papua. (Almer)