Jumat, 07 September 2012

Militer Indonesia Masih Obrak-Abrik Paniai



Sekalipun dalam pertemuan bersama pada hari Senin, tanggal 3 September 2012 di Aula Serba Guna Uwatawogi Enarotali, Kabupaten Paniai telah disepakati berbagai pihak untuk tanah damai, namun militer Indonesia tak menghiraukannya.
Demikian diungkapkan Koordinator Sekretariat Keadilan dan Perdamaian (SKP) Dekanat Paniai, Keuskupan Timika, Frater Okto Pekei, Pr. Kepada http://papuareality.com, Sabtu (8/9/2012). Pertemuan tersebut dihadiri oleh Kapolres, Perwira Penghubung, DPRP, DPRD, Tokoh Agama, Tokoh Adat, Tokoh Pemuda dan Tokoh Perempuan serta seluruh masyarakat. “Ada dua hal yang telah disepakati bersama,” kata Pekei.
Pertama, menyepekati agar tidak boleh ada penambahan Pasukan Militer Indonesia (di Paniai) karena masyarakat masih takut dan tidak bisa bebas beraktivitas. Kedua, pasukan militer yang  tidak jelas, sedangberkeliaran agar segera ditarik dari Paniai. Pasukan militer tersebut, sebelumnya dikirim intens dari Batalyon 753 Nabire. “Tapi sampai detik ini pasukan belum ditarik,” jelasnya.
Lebih para lagi, malahan pada Kamis, 6 September 2012, aparat militer melakukan penyisiran dan operasi di beberapa kampung, seperti di Bibida dan Kampung Badauwo dan sekitarnya. Mereka sita anak panah dan busur serta alat tajam lainnya. “Dan masyarakat yang sedang berkebun takut dan segera meninggalkan kebun dan pulang. Termasuk masyarakat yang ada di jalan raya, terpaksa diam diri dalam rumah masing-masing,” tambahnya.
Sementara itu, menurut Damdim bahwa operasi rutin dan penyisiran di beberapa tempat yang dianggap rawan akan tetap dilakukan. “Karena ini perintah dari pimpinan di pusat (Jakarta),” ucap Okto mengutip kata Dandim. Kemarin, Jumat 7 september juga telah terjadi penambahan pasuka militer ke tingkat kampung, seperti Komopa, Distrik Agadide dan sekitarnya.
Apakah situasi ini akan pulih? Masyarakat, mama-mama dan Pemuda di Kabupaten Dogiyai, tetangga dari Kabupaten Paniai dan Deiyai, juga telah terjadi penambahan pasukkan gelap. “Ukaayagoudo mee takaida igaada tiyake topae…(pasukan bersenjata telah menyebar dan menghilang di tengah masyarakat-red),” ucap mama Mella Kepada Papuareality, Sabtu pagi. (Bobby)