Tindakan represif Aparat Polisi Indonesia, sedang dipraktekkan di Papua |
JAKARTA, KOMPAS. com -
Polisi diingatkan untuk tidak bertindak eksesif dalam menangani kasus
penembakan misterius yang belakangan marak terjadi di Papua. Terakhir,
Selasa (21/8/2012), Brigadir Yohan Kisiwaitouw, anggota Brimob Polres Paniai, tewas ditembak orang tak dikenal (OTK) sekitar pukul 10.30 WIT.
"Kita
harus ingatkan agar pendekatan yang eksesif itu diubah. Polisi harus
mematuhi asas praduga tak bersalah saat mengejar siapa pun yang menjadi
terduga (pelaku penembakan aparat maupun warga). Juga agar penduduk
sipil biasa atau warga yang suaranya kritis tidak jadi sasaran
penangkapan polisi tanpa dasar hukum yang kuat," ujar aktivis hak asasi
manusia Usman Hamid saat dihubungi di Jakarta, Rabu (22/8/2012).
Usman
yang juga pendiri Institut Kebajikan Publik meminta jajaran Polisi
Republik Indonesia (Polri) agar mematuhi kaidah hukum dan hak asasi
manusia dalam mengusut pelaku penembakan anggota Polres di Paniai hingga
tewas. Sebab, menurutnya, tak jarang polisi justru terkesan bersikap
dan bertindak berlebihan terhadap orang Papua seperti menyiksa atau
berlaku diskriminatif.
Usman
mengungkapkan, menurut laporan yang diterima Institut Kebajikan Publik
per 21 Agustus 2012, situasi kota Enarotali, Paniai, mencekam
pascadilakukannya operasi pengejaran pelaku penembakan oleh polisi di
Paniai. Nyaris tak ada mobil dan kendaraan lainnya yang lalu-lalang.
Masyarakat Paniai, tambahnya, pulang pergi dengan jalan kaki.
Seluruh kios tutup. Di RSUD Uwibutu beberapa pasien sakit berat maupun
sakit ringan dipaksa keluar oleh aparat keamanan.
"Selasa
(21/8/2012) malam lalu, keluarga pendeta Yandrik Nawipa dan lima orang
warga sipil ditangkap lalu dibawa ke Mapolsek Enarotali, Paniai. Itu
bukti Polisi arogan, kebal hukum dan diskriminatif karena main tangkap,
tapi tidak didukung bukti yang kuat," tambahnya.
Penangkapan
itu adalah buntut dari peristiwa 21 Agustus 2012 pukul 09.30 WIT,
ketika Tentara Pembebasan Nasional dan Organisasi Papua Merdeka (TPN
OPM) Pimpinan Jhon diduga menembak hingga tewas Brigadir Yohan
Kisiwaitouw.
Polisi menduga ada anggota TPN OPM yang membawa lari senjata sehingga
aparat gabungan TNI dan Polri mengejar para pelaku hingga ke arah daerah
Kebo, bagian selatan Paniai.
Peristiwa penembakan terhadap Brigadir Yohan Kisiwaitouw
merupakan rangkaian peristiwa kekerasan yang terjadi susul-menyusul
belakangan ini di Papua. Pelakunya tidak diketahui. Sebelumnya, Jumat
(17/8/2012), penembakan juga terjadi di Distrik Obano, Kabupaten Paniai.
Penembakan yang dilakukan orang tak dikenal itu menewaskan Mustafa (22), penjaga kios di pasar Distrik Obano.
Setelah itu, Sabtu (18/8/2012) di Keerom, Papua, Kepala Seksi Kehutanan Kabupaten Sarmi Ayub Notanubun (52) juga tewas ditembak orang tak dikenal. Sehari kemudian, Minggu (19/8/2012), seorang pegawai Kantor Otoritas Bandara Wilayah X Papua, Vian (24), ditembak
oleh seorang lelaki yang belum diketahui identitasnya di Jalan Husen
Palela, Merauke. Korban mengalami luka tembak di bagian atas telapak
kaki kirinya.(Kompas/Aditya Revianur)