Senin, 06 Agustus 2012

Semen Gresik Ekspansi ke Papua

JAKARTA - Derap laju pembangunan di Papua makin kencang. Selain sektor pertambangan mineral dan migas, sektor pangan pun mulai menggeliat melalui rencana pengembangan food estate. Untuk itu, dibutuhkan pembangunan infrastruktur skala besar.


Menteri BUMN Dahlan Iskan mengakui, selama ini salah satu kendala pembangunan di Papua adalah suplai bahan bangunan, seperti semen. Karena masih mengandalkan suplai dari wilayah lain maka harga semen pun sangat tinggi. "Karena itu, saya minta Semen Gresik melakukan studi untuk membangun pabrik semen di Papua," ujarnya Jumat, (3/8).

Dalam beberapa tahun terakhir, pemerintah memang coba mendorong pembangunan di wilayah paling timur Indonesia tersebut. Upaya itu cukup berhasil. Buktinya, Papua menjadi salah satu favorit penanaman modal investor asing. Misalnya, pada kuartal II 2012 lalu, Papua menduduki peringkat ke-4 daerah tujuan investor asing dengan investasi USD 700 juta.

Namun, kendala geografis membuat pasokan barang ke Papua banyak menggunakan moda transportasi udara sehingga biaya pun membengkak. Sebagai gambaran, harga satu sak semen yang di Jawa sekitar Rp 55 - 60 ribu, di Papua bisa melonjak hingga Rp 1 juta per sak.

Menurut Dahlan, selain karena kebutuhan semen di Papua terus meningkat seiring dengan proyek-proyek pembangunan di sana, ketersediaan bahan baku juga mendukung. "Di Wamena itu terdapat banyak kandungan kapur," katanya.

Dahlan mengakui, dibutuhkan investasi besar untuk membangun pabrik semen di Papua. Selain itu, dari sisi bisnis, lebih menguntungkan untuk membangun pabrik semen di wilayah lain yang konsumsi semennya lebih tinggi. "Karena itu, sebaiknya ada insentif. Waktu Pak Dwi (Dirut Semen Gresik Dwi Soetjipto, Red) datang ke saya, kami bicarakan soal insentif," ucapnya.

Sebelumnya, Dwi Soetjipto mengatakan, tim dari Semen Gresik memang tengah melakukan studi mengenai rencana pembangunan pabrik semen di wilayah Wamena. "Kami sedang menunggu paket insentif apa yang akan diberikan pemerintah," ujarnya."

Selain pabrik semen, BUMN yang akan berganti nama menjadi Semen Indonesia tersebut juga berencana membangun pabrik pengepakan semen untuk mempermudah distribusi di wilayah tersebut. Nilai investasinya diperkirakan sekitar USD 10 juta atau sekitar Rp 90 miliar. (owi/kim)