Senin, 06 Agustus 2012

Papua Menunggu Pengakuan Internasional

Papua Land
Negara Indonesia kontrak PT Freeport Indonesia (ptfi) di Papua selama 50. Ternyata tambang PT FI  hanya bermanfaat bagi segelintir orang. PTFI belum melunasi utangnya dan beban moral kepada rakyat Papua.
Milis Komunitas orang Papua menyebutkan, operasi tambang tersebut hanya berujung pada keributan Politik Papua. Klaim lain adalah, kehadiran PTFI di Papua merupakan pintu utama Indonesia mengakui Papua sebagai bagiannya. “Tapi sejarah mencatat bahwa, Papua di luar kekuasaan Indonesia,” sebut salah satu anggota milis.
Perpanjangan kontrak oleh PTFI oleh Indonesia, hanya merupakan permen kepada orang Papua. Membungkam aspirasi rakyat Papua, merdeka secara politis. Lain kata, persoalan Papua sudah jelas. Yakni memutuskan mata rantai, hubungan antara Indonesia dan Papua. Rantai tersebut akan terputus bila, hak dan kebenaran terhadap Papua dipulihkan oleh setiap diri anda, sambung rekan lainnya dalam milis tersebut.
Awal perjuangan Papua merdeka adalah, menolak arus politik Indonesia di Papua, serta anek-anek programnya mulai dari Otsus, UP4B dan seterusnya. Setidaknya, dalam milis tersebut disebutkan 6 point. Pertama, rakyat Papua menolak kalim Indonesia terhadap Papua sebagai wilayah  kekuasaannya, untuk itu mendesak agar mencabut kontrak karya dengan PTFI. Kedua, memulihkan Papua melalui tuntutan Pepera Tahun 1969. Ketiga, tutup PTFI. Keempat, mengembalikan Otsus dan UP4B kepada Indonesia. Kelima, mematikan program UP4B. Keenam, menolak segera pemekaran kabupaten, provinsi di Papua dan pemekaran wilayah di tingkat kampung. Lain kata, mengapa tidak ada pemekaran negara?
Banyak program Politik Indonesia yang harus dikembalikan oleh orang Papua. Bila tidak, hak dan kebanran Papua kaan terkubur bersama berlalunya waktu. Manusia dan alam Papua akan hancur. Ke depan di Papua, bukan orang Papua yang berkuasa, tapi orang Papua akan dikuasai non Papua. Untuk itu, Internasional harus mengakui hak rakyat Papua di atas tanah leluhurnya, sebelum Indonesia negara-negara kolonialis mengahncurkan manusia dan alam Papua. (wp)