Peta Target Militer Indonesia. (Ist). |
“Tentara (Indonesia) dari Yonif 431 mengejar masyarakat
di kampung ini. Tapi mereka (TNI) tuding kita yang tembak,” kata warga Kampung
Sawiatami, Arso Kabupaten Kerom Papua, Senin (2/7).
“Warga tidak pernah
melakukan tembakan, tapi sejak hari Sabtu pagi, tentara (Indonesia) su
berkeliaran,” tepisnya. Sejak pekan kemarin, sumber lainnya mengatakan, militer
Indonesia ditugaskan untuk menguasai Kerom, dengan alasan politik. Sejak pasca
manipulasi Penentuan Pendapat Rakyat (Pepera) Papua tahun 1969, warga dipaksa
untuk mengikuti Indonesia. Sejak itu pula, kebebasan warga, hak berpendapat
di muka umum ditekan oleh militer Indonesia. Hingga tahun 1971, tanggal 1 Juli
saaat itu, Organisasi Papua Merdeka (OPM) deklarasikan kemerdekaan Papua secara
utuh dari Sorong sampai Samarai, dari Sorong sampai Port Numbay. “Tapi dorang (mereka-Indonesia-red) pikir,
daerah Kerom sebagai dareah merah. Maka itu bertepatan dengan hari HUT (OPM, 1
Juli 2012), tentara banyak turun dan kejar masyarakat,” sambung warga lainnya.
Berkaitan dengan penembakan terhadap Kepala Kampung
Sawiatami (Yohanes Yonafrom, Minggu (1 Juli 2012), kata salah satu warga, Watae, sejumlah peristiwa kejanggalan terjadi di wilayah kekuasaan
Tentara Republik Indonesia itu. “Masa tiba-tiba bendera (Bintang Kejora) berkibar
depan Kios. Heran,karena tak hanya itu. Depan rumah warga juga, terang-terangan
bendera berkibar, sementara warga sedang mengungsi dan takut keluar rumah. Tentara yang ada patroli rame-rame sini itu kemana? Ini aneh,” tepisnya. Meski demikian, pihak
Militer Indonesia masih mengklaim penembakan Kepala Kamjpung Sawiatami di Kerom Papua dilakukan oleh OPM.
Peristiwa dan kronologis yang mengedepankan kepentingan, baik pihak Indonesia maupun Papua, seharusnya mengundang perhatian pihak dunia Internasional sebagai pihak independen. Kalau tidak, sampai kapan pengejaran dan penembakan terhadap warga Papua akan terhenti? (Almer Pits)
Peristiwa dan kronologis yang mengedepankan kepentingan, baik pihak Indonesia maupun Papua, seharusnya mengundang perhatian pihak dunia Internasional sebagai pihak independen. Kalau tidak, sampai kapan pengejaran dan penembakan terhadap warga Papua akan terhenti? (Almer Pits)