Pemimpin rakyat Papua Merdeka, Lambert Pekikir. (Ist). |
Terkait pemberitaan media
(Indonesia) dan laporan kronologis TNI tentang penembakan terhadap Jhon (sebelumnya Yohanes) Yanifrom, Kepala Kampung di Jayapura, ditolak dengan tegas oleh Lambert via telepon, Senin (2/7) kemarin.
"Jhon itu
anggota resmi TPN-OPM. Dia juga kepala desa Sawyatami. Saat ini markas
besar OPM berduka,” tegas Lambertus. Ia mengatakan, dirinya terakhir
bertemu dengan Jhon dua hari sebelum peringatan hari jadi Papua Barat.
“Kami akan mancari tahu dengan cara kami atas kematian Jhon,” lanjutnya.Lambert selaku penanggung jawab perayaan HUT Proklamasi Kemerdekaan Papua Barat,
mengatakan, dirinya bersama seluruh pasukan menghargai hari
Proklamasi Kemerdekaan Republik Papua Barat, sejak kemarin
lalu (30 Juni – 1 Juli 2012). "Kami berada di titik perayaan HUT dan
melakukan upacara pengibaran bendera. Tidak benar kalau pasukannya melakukan penembakan terhadap warga Papua di pinggir
jalan," tegasnya.
Perayaan Kemerdekaan Papua telah dirakayakan secara terhormat, meski di tengah hutan belantara. Serta tanpa melakukan tindakan tembak
menembak. "Apalagi kepada warga sipil yang tidak berdosa. TNI jangan menuduh dan mengkambinghitamkab OPM sebagai pelaku penembakan terhadap
Yohanes Yanafrom," ujarnya. Sebab tidak mungkin OPM membunuh rakyatnya, apalagi
korban (Kepala kampung) itu berstatus dalam keluarganya sebagai pangkat keponakan, ujarnya bersedih.
Selain itu, Lambert membenarkan pengibaran bendera
bintang fajar di tiga tempat, namun ketiganya dilakukan dalam rangka
memperingati HUT Proklamasih kemerdekaan Republik Papua Barat. Ia juga menyayangkan aksi penembakan yangdilakukan oleh
TNI. Sesuai pantauannya di lapangan, hari itu, Pekikir melaporkan sekitar 8 truk Dalmas dari Brmob dan TNI
melakukan penyisiran dan pengejaran terhadap warga Papua. "Tidak hanya ditembak, tapi dari pada warga dikejar dan ditembak, makanya sebagian besar warga di wilayah Kerom telah
mengungsi ke hutan," jelasnya. (Sumber: Suara Baptis Papua)